Tenaga profesional penjualan menggunakan berbagai pendekatan untuk memperluas basis konsumen dan memperkenalkan produk atau layanan secara lebih luas. Cold calling dan warm calling adalah dua strategi telemarketing yang ditujukan untuk menghubungi calon pelanggan lewat telepon guna melakukan penjualan.
Lalu, apa yang dimaksud dengan cold calling dan apa pula warm calling itu? Apa perbedaan keduanya dan mana yang lebih efektif digunakan untuk penjualan? Simak penjelasannya dalam artikel ini!
Pengertian Cold Calling
Jika kamu pernah dihubungi oleh sebuah perusahaan yang menawarkan produk atau layanan mereka padamu, itu bisa dibilang sebagai cold calling. Cold calling adalah panggilan telepon yang dilakukan oleh tenaga sales profesional ke calon pelanggan untuk menjual produk atau layanan mereka.
Tenaga penjualan biasanya mendapatkan informasi mengenai calon pelanggan mereka dari perusahaan lain, mailing list, jaringan atau rujukan lainnya. Biasanya, calon pelanggan yang menerima telepon adalah orang yang sama sekali tidak tahu tentang produk yang akan ditawarkan, namun biasanya ada alasan kenapa mereka menjadi target.
Selain itu, perusahaan mungkin mengidentifikasi calon pelanggan untuk cold calling lewat sejumlah riset. Misalnya saja, pelanggan adalah anggota dari komunitas tertentu. Perusahaan bisa mendapatkan petunjuk tentang siapa yang bisa mereka hubungi untuk dijadikan target atau prospek.
Tips Melakukan Cold Calling
Cold calling merupakan salah satu teknik penjualan yang terbilang sulit dengan tingkat penolakan yang tinggi. Jika kamu ingin melakukan cold calling, kamu bisa menerapkan beberapa tips berikut ini:
- Jelaskan nilai (value) dari produk atau layanan yang kamu jual. Ini adalah cara yang bagus untuk membuat calon pelanggan tetap bicara dengan kamu di telepon sekaligus meningkatkan peluang menghasilkan penjualan
- Cold calling adalah menelepon pelanggan tanpa mereka yang meminta. Ini bisa menyebabkan calon pelanggan bingung dan frustasi. Karena itu, kamu harus melakukannya dengan penuh kesabaran
- Hubungi pelanggan di jam yang tepat. Hindari menelepon di jam makan, jam kerja apalagi jam tidur karena ini mungkin akan membuat pelanggan tidak nyaman.
Pengertian Warm Calling
Jika cold calling dilakukan pada prospek yang mungkin tidak tahu sama sekali tentang produk yang akan ditawarkan, sebaliknya, warm calling atau hot calling adalah panggilan telepon yang dilakukan oleh tenaga penjualan kepada calon pelanggan yang sudah menunjukkan minat pada produk atau layanan mereka.
Penerima telepon sebelumnya mungkin sudah bertemu dengan staf marketing atau telah mengidentifikasi diri sebagai calon pelanggan dengan beberapa cara. Misalnya mereka sudah mengisi formulir kontak di situs perusahaan, berinteraksi dengan perusahaan lewat media sosial atau menaruh salah satu produk perusahaan di keranjang belanja online mereka.
Tips Melakukan Warm Calling
Warm calling dianggap lebih mudah dilakukan karena ketika kamu menghubungi calon konsumen, mereka sudah tahu produk atau setidaknya brand kamu. Peluang keberhasilan dengan warm calling juga dianggap lebih besar. Bagaimana tips melakukan warm calling?
- Pastikan kamu mendapatkan perhatian calon konsumen dengan perkenalan yang baik dan ingatkan calon konsumen kapan terakhir kali mereka berinteraksi dengan brand kamu
- Kombinasikan berbagai strategi pemasaran. Saat melakukan warm calling, kamu bisa mereferensikan konsumen untuk mengecek sosial media perusahaanmu agar mereka lebih mengenal brand-mu
- Jadilah pendengar yang aktif. Karena mereka sudah tahu atau setidaknya mendengar tentang brand kamu, calon konsumen mungkin memiliki sejumlah pertanyaan atau ketertarikan tertentu. Dengarkan dengan baik apa yang mereka inginkan dan jawab pertanyaan mereka dengan baik. Ini bisa membantu membangun hubungan yang lebih baik antara perusahaanmu dengan calon konsumen.
Mana yang Lebih Efektif, Cold Calling atau Warm Calling?
Jika kamu bingung metode panggilan mana yang akan kamu gunakan untuk pemasaran, kamu mungkin penasaran: mana yang lebih baik antara cold calling dan warm calling?
Warm calling secara umum memberikan hasil yang lebih baik dibanding cold calling. Pasalnya, ketika prospek sudah mengetahui siapa kamu dan apa yang kamu jual, mereka cenderung akan lebih percaya kepadamu. Jika diibaratkan, ini seperti memulai marathon di tengah jalan saat garis finish tinggal beberapa meter lagi. Artinya, sudah hampir dipastikan kamu sampai ke titik akhir alias penjualan.
Selain memilih mana yang lebih baik antara cold calling dengan warm calling, jangan lupa untuk mempersenjatai tim penjualanmu dengan platform terbaik. Nusaprospect dari PT. Media Antar Nusa siap menjadi platform penjualan yang dapat kamu andalkan. Cek informasi lengkapnya di sini.