Dalam dunia bisnis, kita mengenal beberapa teknik atau strategi yang kerap digunakan untuk melakukan penjualan produk. Di antaranya ialah teknik upselling, cross selling, cross promotion, juga down selling.
Dari keempat teknik tersebut, ada dua strategi yang dinilai oleh beberapa sumber lebih efektif untuk dijalankan dibanding dua strategi lainnya. Keduanya adalah teknik upselling dan cross selling.
Teknik-teknik penjualan ini dapat memberikan lebih banyak keuntungan dengan cara menarik lebih banyak minat konsumen terhadap produk-produk yang ditawarkan. Untuk memahami lebih jelas terkait teknik penjualan up selling dan cross selling, silahkan simak penjelasan berikut ini dengan saksama!
Definisi Teknik Upselling
Apa itu teknik upselling dalam penjualan? Menurut laman MondayBlog, upselling merupakan teknik penjualan yang dilakukan dengan cara mengarahkan pelanggan untuk membeli produk atau layanan dalam versi yang lebih mahal dibanding versi produk awal yang ingin mereka beli.
Di samping itu, teknik ini juga bisa dilakukan dengan membuat pelanggan membeli produk yang mereka butuhkan dalam jumlah yang lebih banyak. Artinya, ada sesuatu yang ditawarkan sehingga membuat mereka meningkatkan jumlah atau kuantitas pembelian.
Misalnya, kamu belanja makanan di restoran cepat saji. Awalnya, kamu hanya memesan satu burger standar. Lalu, saat hendak membayar, pihak kasir menawarkan untuk membeli dua burger dengan harga—yang mungkin—lebih terjangkau, atau kamu dapat penawaran untuk upgrade burger ke versi lebih besar dengan menjelaskan berbagai keuntungannya.
Definisi Teknik Cross Selling
Berbeda dengan teknik upselling yang mencoba membuat pelanggan membeli produk sama (serupa) dalam jumlah lebih banyak atau versi lebih mahal, teknik cross selling lebih fokus pada jenis produk yang akan dijual.
Mengutip laman VWO, cross selling adalah strategi yang dilakukan dengan memberikan penawaran kepada pelanggan untuk membeli produk-produk yang berkaitan dengan produk utama yang sedang dibutuhkan. Produk yang ditawarkan di sini adalah produk yang berbeda dengan kategori produk utama, tetapi dapat saling melengkapi.
Contoh sederhananya, kamu memesan burger di restoran cepat saji, lalu pihak kasir menawarkan pembelian kentang goreng sebagai pelengkap saat kamu hendak membayar. Burger dan kentang adalah dua produk yang berbeda, tetapi saling melengkapi. Tentunya penawaran ini dibalut dengan cara yang menarik agar pelanggan mau menerimanya.
Perbedaan Upselling dan Cross Selling
Untuk memahami perbedaan antara teknik upselling dan cross selling dalam penjualan, kamu bisa memperhatikan pada keempat sisi berikut ini!
1. Jenis Produk
Dari sisi jenis produk yang ditawarkan, teknik upselling membatasi penjual untuk menawarkan produk-produk yang sejenis saja dengan produk utama yang dibutuhkan pelanggan.
Sementara, untuk cross selling, tidak ada batasan jenis produk yang bisa ditawarkan. Justru berbagai jenis produk bisa ditawarkan selama itu bisa melengkapi kebutuhan pelanggan.
2. Harga Produk
Di sisi harga produk, teknik upselling hanya fokus untuk menawarkan produk dengan harga yang lebih tinggi dari produk awal yang dicari pelanggan. Sementara, untuk cross selling, harga produk tidak menjadi perhatian utama sehingga bisa bervariasi.
Sederhananya, cross selling memungkinkan pelanggan untuk mendapat penawaran jenis produk lain dengan harga yang lebih murah maupun lebih mahal dari produk utama yang dibutuhkan.
3. Profit
Dari sisi profit yang bisa diperoleh pihak penjual, upselling hanya memungkinkan penjual mendapat profit dari penjualan satu jenis produk. Sementara, cross selling memungkinkan penjual mendapat profit melalui penjualan lebih dari satu jenis produk.
Namun demikian, besarnya profit masing-masing teknik belum bisa disimpulkan karena masih bergantung banyak faktor.
4. Promosi
Terakhir dari sisi promosi produk, teknik upselling hanya perlu berorientasi pada keunggulan dan harga produk. Sementara, teknik cross selling harus mempertimbangkan kebutuhan konsumen pada produk-produk yang akan ditawarkan.
Oleh sebab itu, teknik cross selling perlu dilakukan dengan pendekatan khusus untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan.
Mana yang Lebih Menguntungkan?
Lantas, teknik mana yang lebih menguntungkan bagi penjual atau perusahaan? Keduanya sama-sama menguntungkan, bergantung pada model bisnis yang diterapkan perusahaan. Di samping itu, kedua teknik ini juga bisa digunakan secara bersama-sama. Salah satu contohnya adalah dengan menerapkan sistem bundling pada penjualan.
Sistem ini merupakan perpaduan dari teknik upselling dan cross selling dengan menggabungkan produk utama dengan jenis produk lainnya yang saling melengkapi dan sebenarnya memiliki harga lebih tinggi.
Di sini penjual harus cerdas dalam memberikan penawaran sehingga produk tersebut seolah tampak dibutuhkan dengan harga yang terjangkau.
Nah, jika kamu adalah bagian dari tim penjualan yang perlu mengelola berbagai aktivitas penjualan di perusahaan, kamu bisa memanfaatkan aplikasi Nusaprospect dari PT Media Antar Nusa.
Aplikasi ini membantu kamu melakukan manajemen aktivitas sales, sehingga dapat meningkatkan kinerja. Salah satu contohnya adalah keberadaan fitur yang mampu mengelola data prospek secara rapi, sehingga dapat mencegah terjadinya double follow up yang mungkin dilakukan sales.
Segera gunakan aplikasi Nusaprospect untuk meningkatkan kinerja penjualan di perusahaan kamu. Unduh aplikasi mobile-nya melalui Play Store atau App Store, dan kunjungi webnya di Nusaprospect.com.