Tren Terbaru Dalam Dunia Penjualan: Adaptasi pada Era Digital

tren penjualan

Tren penjualan dalam dunia bisnis muncul silih berganti. Ya, sama halnya dengan fashion! Jika dua tahun lalu jenis pemasaran yang hits ialah berjualan di Instagram, tahun ini ada lebih banyak lagi tren penjualan yang tak kalah menarik untuk dicoba.

Mau tak mau, pelaku bisnis harus pandai adaptasi pada era digital. Menyesuaikan gaya hidup masyarakat yang semakin tech savvy, demi meningkatkan penjualan sekaligus mempertahankan laju bisnis kedepannya.

Manfaat Nyata Mengikuti Tren Penjualan

Memiliki produk berkualitas saja tidak cukup jika tidak diimbangi dengan strategi penjualan. Dengan memilih tren penjualan yang tepat dan efektif, tujuan utama berbisnis pun bisa dicapai, yaitu menghasilkan penjualan sebanyak mungkin. Terlebih jika penjualan tersebut dapat lebih tinggi dari periode sebelumnya.

Dengan mengetahui tren penjualan yang sedang berkembang, brand juga dapat meminimalisir waktu produksi konten mereka serta biaya yang dikeluarkan akan lebih efektif karena mengetahui secara pasti channel mana yang perlu dimaksimalkan, dan juga menyusun jenis-jenis konten seperti apa yang tepat dan disenangi oleh masyarakat.

8 Tren Penjualan yang Diprediksi ‘Ramai’ di Era Digital

Berbicara mengenai tren penjualan di tahun 2023, secara garis besar masih mengacu pada tahun sebelumnya. Pola-pola marketing yang naik daun dan evergreen diprediksi akan semakin disukai pada tahun ini. 

Lantas, apa saja tren terbaru dalam dunia penjualan? Berikut ini 7 di antaranya yang patut Anda jajal:

1. Live Streaming

Konten berbasis video alias live streaming, kini menjadi fokus utama dalam strategi penjualan di ranah media sosial. Tren penjualan ini dinilai lebih menarik perhatian audiens dalam waktu yang cenderung lama jika dibandingkan dengan konten foto biasa. Apalagi menurut sebuah penelitian yang dilakukan tahun 2021, konsumen menghabiskan waktu sekitar 548 miliar jam untuk menonton video melalui gadget.

Menariknya lagi, selama live streaming berlangsung biasanya penjual memberikan diskon spesial atau promo lainnya. Hal ini tak lain bertujuan untuk meraup banyak penonton dan pembeli. Semakin banyak penonton di setiap sesi live, bonusnya juga algoritma media sosial akan memunculkan konten Anda di lebih banyak beranda pengguna. Dengan begitu, brand Anda pun semakin dikenal.

Adapun platform yang populer digunakan orang untuk live streaming ialah TikTok. Selain itu, beberapa marketplace juga sudah menyediakan fitur live yang bisa digunakan pengguna akun untuk berjualan.

2. Chatbot

Tren penjualan kedua yang layak dicoba adalah chatbot. Chatbot akan mempromosikan produk dan layanan melalui penggunaan sebuah bot percakapan. Obrolan yang terjadi di antara keduanya diatur sedemikian rupa sehingga tidak kaku dan tetap in line satu sama lain.

Sebagai alat otomatisasi pemasaran, chatbot digunakan untuk membantu bisnis dalam menghasilkan prospek yang lebih baik, menawarkan diskon yang bertarget, dan melakukan tugas otomatisasi pemasaran lainnya.

3. Marketplace Media Sosial

Kini marketplace bukan hanya “Toko Oren” atau “Toko Ijo” saja. Tapi, media sosial seperti Tiktok juga telah memiliki fitur marketplace. Menarik sekali, bukan? Jadi, setiap pengguna dapat menggunakan media sosial sebagai hiburan dan untuk berbelanja.

Sebagai pebisnis, ada baiknya kamu mulai mengembangkan strategi pemasaran untuk memanfaatkan fitur baru dari media sosial tersebut. Apalagi, tren penjualan tersebut diprediksi akan semakin ramai pada tahun ini dan berikutnya.

4. Artificial Intelligence (AI)

Dalam adaptasi pada era digital, pebisnis masa kini juga dituntut memahami artificial intelligence (AI) di dunia penjualan. Pasalnya, menggunakan AI ke dalam bisnis bukan hanya sekadar mengikuti tren saja, tapi Anda juga akan lebih mudah mempersonalisasi suatu produk yang hendak dijual ke pasaran. 

Contoh nyata dari AI yang mungkin pernah Anda temui ialah Vending Machine(VM). Berkat bantuan AI, perusahaan bisa menjual produk secara praktis dan modern. Konsumen pun akan lebih dimudahkan dan merasakan pengalaman menarik dengan brand Anda. Bahkan dengan menghadirkan AI dalam bisnis, pelaku usaha secara tidak langsung juga bisa memangkas biaya SDM.

5. User Generated Content (UGC)

User Generated Content adalah konten sukarela yang dibuat oleh konsumen atas dasar suka terhadap suatu produk atau brand. Konten yang termasuk UGC antara lain video unboxing, review produk, dan tutorial produk. Strategi ini bersifat organik tanpa melibatkan proses advertising, tapi juga bisa dibuat perjanjian barter komisi dengan mikro influencer jika produk berhasil terjual melalui platform marketplace.

Di dunia penjualan, strategi ini perlu dilakukan salah satunya untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap brand Anda. Sebab, sebagian besar orang lebih mempercayai konten buatan sesama konsumen yang dinilai tidak direkayasa, melalui review atau real foto/video, dibandingkan dengan konten yang dibuat oleh brand sendiri. 

6. Influencer marketing

Secara naluri, orang-orang umumnya cenderung mencoba produk atau layanan jika seseorang yang mereka percayai telah mencoba dan merekomendasikannya. Di era digital seperti sekarang, orang tersebut bukan hanya kerabat saja, tapi juga influencer di media sosial. 

Marketing influencer–begitu istilah tren penjualan ini–melibatkan kerjasama antara merek dengan individu yang dianggap memiliki basis pengikut yang besar, dan relevan dengan pangsa pasar perusahaan. 

Strategi ini sebenarnya sudah cukup lama digunakan, sejak dunia penjualan di media sosial mulai marak di sekitar tahun 2015. Diprediksi, tren penjualan tersebut akan terus digunakan karena terbukti cukup efektif meningkatkan brand awareness, membangun kepercayaan pelanggan, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan penjualan. 

7. Aplikasi VR

Virtual Reality (VR) adalah teknologi yang mampu menciptakan simulasi nyata kepada penggunanya. Jika beberapa tahun VR hanya digunakan untuk kepentingan bermain game, bagaimana kegunaan tren ini di dunia penjualan?

Melalui aplikasi berbasis VR, brand dapat mempromosikan produk atau layanan secara hybrid, yakni kombinasi realita ke dalam strategi marketing brand. Beberapa brand yang telah sukses mencoba merancang pengalaman VR, yaitu Sephora dan IKEA.

8. Konten Interaktif

Terakhir, jangan lupa manfaatkan media sosial bisnismu untuk membuat konten-konten interaktif. Hal ini karena banyak pelanggan yang kini menginginkan unsur hiburan terhadap apa yang dilihat di media sosial, sekaligus melibatkan partisipasi mereka. Misalnya, dengan mengadakan kuis, giveaway, undian berhadiah, challenge, dan sebagainya.

Konten interaktif tentunya dibuat bukan hanya untuk meramaikan tren penjualan saja. Tapi melalui cara tersebut, secara tidak langsung Anda juga mengajak pelanggan untuk terlibat dalam pemasaran brand hingga semakin banyak dikenal oleh khalayak ramai.

Atur Strategi Penjualan Lebih Mudah dengan Nusaprospect

Setelah mengetahui tren penjualan di atas, jadi strategi mana yang akan Anda pilih? Tentu semuanya menarik untuk dicoba. Meski demikian, tetap sesuaikan tren penjualan tersebut dengan target audience dan konsumen produk Anda, agar memberi hasil yang efektif.

Nah, guna memudahkan pekerjaan sales person dalam mengatur strategi penjualan hingga mencapai target, Anda kini bisa menggunakan sales software dari Nusaprospect! 

Software yang diciptakan khusus untuk sales person ini, akan membantu mengatur segala aktivitas sales pada perusahaan. Mulai dari prospek manajemen, membuat laporan penjualan, memonitor kegiatan sales, dan mengatur data pelanggan agar tidak ada data ganda.

Melalui Nusaprospect, para pimpinan juga dapat lebih mudah memeriksa kinerja dari tim dan memahami progress yang dilakukan. Sales software Nusaprospect sendiri hadir dalam format website dashboard dan mobile apps.

Tunggu apa lagi? Yuk, berikan after sales service yang memuaskan pelanggan, sekaligus memudahkan segala aktivitas sales bersama Nusaprospect.